Pages

October 08, 2013

ETIKA BISNIS

Kasus : Persaingan Antangin dan Tolak Angin
Perang perseteruan antara Antangin dan Tolak Angin.

Konsistensi Tolak Angin dalam mengedukasi pasar dan mengangkat citra mereknya berbuah manis. Kala lawan sedikit mengendur, laju Tolak Angin kian tak terkejar. “Wes ewes-ewes, bablas angine”. Demikian ucapan Basuki (alm.) dalam iklan televisi obat/jamu masuk angin, Antangin JRG. Dulu, iklan tersebut begitu sering menghiasi layar kaca. Miliaran rupiah dihabiskan PT Deltomed Laboratories untuk mengangkat awareness terhadap mereknya lewat iklan tersebut. Memang berhasil. Bintang iklannya yang terkenal serta jargon yang jenaka terasa pas buat mendongkrak Antangin.
“Wes ewes- ewes bablas angine” identik dengan Basuki dan Antangin. Produk obat masuk angin ini melejit tanpa kendala berarti. Sesungguhnya saat itu -- tahun 1999 -- sudah ada jamu sejenis Antangin yang beredar di pasaran, yakni Tolak Angin Cair dari PT Sido Muncul (SM). Namun, seperti terlibas angin Basuki, nama Tolak Angin kalah terkenal ketimbang Antangin. Tolak Angin Cair, pertama-tama, mengubah citra jamu yang dianggap kampungan sebagai sesuatu yang modern dan teruji. Dengan slogannya yang sangat populer, ”Orang pintar minum Tolak Angin”, iklan tersebut menjadi titik balik kebangkitan Tolak Angin Cair.

 Teori dan Pembahasan
Periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada (calon) konsumen paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya paling ekonomis. Tujuan periklanan pada dasarnya adalah mengubah atau mempengaruhi sikap khalayak, dalam hal ini tentunya adalah sikap konsumen terhadap merek yang diiklankan. Selain itu, iklan sendiri memiliki beberapa tujuan khusus diantaranya :
·         untuk membentuk kesadaran akan suatu produk atau merek baru
·         menginformasikan fitur dan keunggulan produk atau merek pada konsumen
·         membentuk persepsi tertentu akan produk atau merek; membentuk selera akan produk atau merek ataupun membujuk konsumen untuk membeli produk atau merek yang diiklankan (Bendixen, 1993).
Iklan adalah sebuah komunikasi persuasif yang mampu mengubah perilaku khalayak. Sebuah iklan diciptakan untuk dapat menggiring pola pikir dan atau tindakan-tindakan yang diharapkan oleh pembuat iklan. Daya pikat iklan dibangun untuk mengingatkan khalayak pada citraan tertentu (Hagijanto, 2000). Di dalam bauran promosi, iklan media massa cetak diperhitungkan sebagai salah satu pendekatan yang dapat dipakai untuk menciptakan kesadaran akan produk. Karena iklan ini dapat menjangkau sasaran secara lebih terfokus. Khalayaknya dapat dipilih, dan dipilah menurut segmentasi produk dan target pasarnya. Hal ini ditangkap oleh pengiklan dalam menentukan bauran media bagi kepentingan brand awareness (Hagijanto,2001)


Sumber : http://masrizal-gati.blogspot.com/2009/01/swa-tolak-angin-berlari-kencang.html

TEORI ETIKA BISNIS


NAMA  : LARA ZAKIYAH FITRIYAH

KELAS : 4EA01

NPM   : 19210400



1. Pengertian Etika

     Etika berasal dari kata Yunani ‘Ethos’ (jamak – ta etha), berarti adat istiadat. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik, aturan hidup yang baik dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain.

     Moralitas berasal dari kata Latin Mos (jamak – Mores) berarti adat istiadat atau kebiasaan. Pengertian harfiah dari etika dan moralitas, sama-sama berarti sistem nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang ajek dan terulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana laiknya sebuah kebiasaan.
    Etika sebagai filsafat moral tidak langsung memberi perintah konkret sebagai pegangan siap pakai.

    Etika dapat dirumuskan sebagai refleksi kritis dan rasional mengenai :
  1. Nilai dan norma yang menyangkut bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia
  2. Masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai dan norma moral yang umum diterima
    
    Etika sebagai sebuah ilmu yang terutama menitikberatkan refleksi kritis dan rasional,
  1. Mempersoalkan apakah nilai dan norma moral tertentu memang harus dilaksanakan dalam situasi konkret terutama yang dihadapi seseorang, atau
  2. Etika mempersoalkan apakah suatu tindakan yang kelihatan bertentangan dengan nilai dan norma moral tertentu harus dianggap sebagai tindakan yang tidak etis dan karena itu dikutuk atau justru sebaliknya
  3. Apakah dalam situasi konkret yang saya hadapi saya memang harus bertindak sesuai dengan norma yang ada dalam masyarakatku ataukah justru sebaliknya saya dapat dibenarkan untuk bertindak sebaliknya yang bahkan melawan nilai dan norma moral tertentu.
     Etika sebagai Ilmu menuntut orang untuk berperilaku moral secara kritis dan rasional.

    Dengan menggunakan bahasa Nietzcshe, etika sebagai ilmu menghimbau orang untuk memiliki moralitas tuan dan bukan moralitas hamba.
       Dalam bahasa Kant, etika berusaha menggugah kesadaran manusia untuk bertindak secara otonom dan bukan secara heteronom. Etika bermaksud membantu manusia untuk bertindak secara bebas tetapi dapat dipertanggungjawabkan.


2. Tiga Norma Umum
     Norma memberi pedoman tentang bagaimana kita harus hidup dan bertindak secara baik dan tepat, sekaligus menjadi dasar bagi penilaian mengenai baik buruknya perilaku dan tindakan kita.

Macam Norma :
a. Norma Khusus
   Norma-norma Khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan khusus, misalnya aturan olah raga, aturan pendidikan dan lain-lain.
b. Norma Umum
     Norma-norma Umum sebaliknya lebih bersifat umum dan sampai pada tingkat tertentu boleh dikatakan bersifat universal.
c. Norma Sopan santun
    Norma Sopan santun / Norma Etiket adalah norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah dalam pergaulan sehari-hari.

Etika tidak sama dengan Etiket. Etiket hanya menyangkut perilaku 

lahiriah yang menyangkut sopan santun atau tata krama.
d. Norma Hukum
   Norma Hukum adalah norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
e. Norma Moral
    Norma Moral, yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia.

Norma moral ini menyangkut aturan tentang baik buruknya, adil tidaknya tindakan dan perilaku manusia sejauh ia dilihat sebagai manusia.
     Ada beberapa ciri utama yang membedakan norma moral dari norma umum lainnya ( kendati dalam kaitan dengan norma hukum ciri-ciri ini bisa tumpang tindih) :
    1. Norma moral tidak ditetapkan dan/atau diubah oleh keputusan penguasa tertentu. Norma moral dan juga norma hukum merupakan ekspresi, cermin dan harapan masyarakat mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Berbeda dengan norma hukum, norma moral tidak dikodifikasikan, tidak ditetapkan atau diubah oleh pemerintah. Ia lebih merupakan hukum tak tertulis dalam hati setiap anggota masyarakat, yang karena itu mengikat semua anggota dari dalam dirinya sendiri.
    2. Norma moral selalu menyangkut sebuah perasaan khusus tertentu, yang oleh beberapa filsuf moral disebut sebagai perasaan moral (moral sense).
    3. Kaidah moral berkaitan dengan hal-hal yang mempunyai atau yang dianggap mempunyai konsekuensi yang serius bagi kesejahteraan, kebaikan dan kehidupan manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai kelompok.

    3. Teori Etika


    - Utilitarisme
    • Utilitas berarti “bermanfaat"
    • Menekankan Pembangunan Berkesinambungan
    • Mementingkan Konsekuensi

    • Dikritk dalam hal : Keadilan dan Hak
    • Dibedakan Utilitariasme perbuatan dan Utilitarisme Aturan



    - Deontologi
    • Deon = Kewajiban (Yunani)]

    • Utamakan perintah dan larangan (agama)

    •  Mengutamakan keadilan



    - Teori Hak

    • Hak tidak dapat dipisahkan dari kewajiban
    • Didasarkan bahwa martabat manusia sama
    • Semakin banyaj Etika Bisnis menekankan hak



    - Teori Keutamaan
    • Mementingkan sikap atau akhlak seseorang
    • Karena hidup yang baik virtuous life (hidup berkeutamakan)
    • Keutamaan tidak sama untuk setiap bidang
    • Keutamaam, pebisnis: Kejujuran, fairness, kepercayaan, keuletan