Kasus : Persaingan Antangin dan Tolak Angin
Perang
perseteruan antara Antangin dan
Tolak Angin.
Konsistensi Tolak Angin dalam mengedukasi pasar dan
mengangkat citra mereknya berbuah manis. Kala lawan sedikit mengendur, laju
Tolak Angin kian tak terkejar. “Wes ewes-ewes, bablas angine”. Demikian ucapan Basuki
(alm.) dalam iklan televisi obat/jamu masuk angin, Antangin JRG. Dulu, iklan tersebut
begitu sering menghiasi layar kaca. Miliaran rupiah dihabiskan PT Deltomed
Laboratories untuk mengangkat awareness terhadap mereknya lewat iklan tersebut.
Memang berhasil. Bintang iklannya yang terkenal serta jargon yang jenaka terasa
pas buat mendongkrak Antangin.
“Wes ewes- ewes bablas angine” identik dengan Basuki dan
Antangin. Produk obat masuk angin ini melejit tanpa kendala berarti. Sesungguhnya
saat itu -- tahun 1999 -- sudah ada jamu sejenis Antangin yang beredar di
pasaran, yakni Tolak Angin Cair dari PT Sido Muncul (SM). Namun, seperti
terlibas angin Basuki, nama Tolak Angin kalah terkenal ketimbang Antangin. Tolak
Angin Cair, pertama-tama, mengubah citra jamu yang dianggap kampungan sebagai
sesuatu yang modern dan teruji. Dengan slogannya yang sangat populer, ”Orang pintar minum Tolak Angin”, iklan tersebut
menjadi titik balik kebangkitan Tolak Angin Cair.
Teori dan
Pembahasan
Periklanan merupakan
pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada
(calon) konsumen paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu
dengan biaya paling ekonomis. Tujuan periklanan pada dasarnya adalah mengubah atau mempengaruhi sikap
khalayak, dalam hal ini tentunya adalah sikap konsumen terhadap merek yang
diiklankan. Selain itu, iklan sendiri memiliki beberapa tujuan khusus
diantaranya :
·
untuk membentuk kesadaran akan suatu produk atau
merek baru
·
menginformasikan fitur dan keunggulan produk atau
merek pada konsumen
·
membentuk persepsi tertentu akan produk atau
merek; membentuk selera akan produk atau merek ataupun membujuk konsumen untuk membeli produk atau
merek yang diiklankan (Bendixen, 1993).
Iklan adalah sebuah komunikasi
persuasif yang mampu mengubah perilaku khalayak. Sebuah iklan diciptakan
untuk dapat menggiring pola pikir dan atau tindakan-tindakan
yang diharapkan oleh pembuat iklan. Daya pikat iklan dibangun untuk
mengingatkan khalayak pada citraan tertentu (Hagijanto, 2000). Di dalam bauran
promosi, iklan media massa cetak diperhitungkan sebagai salah satu
pendekatan yang dapat dipakai untuk menciptakan kesadaran akan produk. Karena
iklan ini dapat menjangkau sasaran secara lebih terfokus. Khalayaknya dapat
dipilih, dan dipilah menurut segmentasi produk dan target pasarnya. Hal ini
ditangkap oleh pengiklan dalam menentukan bauran media bagi kepentingan brand
awareness (Hagijanto,2001)
Sumber : http://masrizal-gati.blogspot.com/2009/01/swa-tolak-angin-berlari-kencang.html